Kalimantan Selatan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
|
|
|
Dari kiri ke kanan: Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Pasar Terapung Banjarmasin, Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Rumah Banjar, Jembatan Barito dan Bamboo Rafting Loksado |
Semboyan: Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
(Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir) |
|
Hari jadi |
14 Agustus 1950 |
Ibu kota |
Banjarmasin |
Area |
|
- Total luas |
37530,52 km2 |
Populasi |
|
- Total |
3626616 |
Pemerintahan |
|
- Gubernur |
Drs. H. Rudy Ariffin |
- Kabupaten |
11 |
- Kota |
2 |
- Kecamatan |
152 |
- Kelurahan |
2.007 |
APBD |
|
- DAU |
Rp. 1.063.511.441.000.- |
Demografi |
|
- Suku bangsa |
Banjar (74,34%)
Jawa (14,51%)
Bugis (2,81%)
Dayak (2,23%)
Madura (1,47%)
Mandar (1,10%)
Sunda (0,68%)
Tionghoa (0,36%)
Batak (0,34%)
Bali (0,33%)
Lain-lain (1,82%) [1] |
- Agama |
Islam (96,67%)
Kristen (1,32%)
Katolik (0,44%)
Hindu (0,44%)
Buddha (0,32%)
Lain-lain (0,80%)[2] |
- Bahasa |
Bahasa Banjar (bjn), Bahasa Indonesia (id) |
Lagu daerah |
Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai |
Situs web |
www.kalselprov.go.id |
Kalimantan Selatan adalah salah satu
provinsi di
Indonesia yang terletak di pulau
Kalimantan. Ibu kotanya adalah
Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km²
[3] dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa.
Provinsi ini mempunyai 11
kabupaten dan 2
kota.
DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal
31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi
Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah
RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya
provinsi Kalimantan,
setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur
Dokter Moerjani. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.626.616 jiwa
(2010).
[4]
Sejarah
ALRI Divisi IV (A)
Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi
Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan ditandatanganinya
Perjanjian Linggarjati
menyebabkan Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan
ini pemimpin ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan
sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui suatu
proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI
Hasan Basry di Kandangan
17 Mei 1949
yang isinya menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan
memaklumkan berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang
melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan (dan tengah). Wilayah itu
dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan
17 Agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan
atas dibentuknya
Dewan Banjar oleh
Belanda.
Pembentukan Provinsi Kalsel
Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan
pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Di wilayah Kalimantan,
penataan antara lain berupa pemecahan daerah Kalimantan menjadi 3
provinsi masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang
dituangkan dalam UU No.25 Tahun 1956. Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957,
sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan
dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan UU No.27 Tahun 1959
memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan
wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu
Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan
tetap seperti adanya. Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar
pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan kemudian diperbaharui dengan UU
No.10 Tahun 1957 dan UU No.27 Tahun 1959.
Kondisi dan sumber daya alam
Geografi
Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau
Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai
timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di
tengah.
Keanekaragaman hayati
Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni
dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan
berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber
keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian
masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi oleh pemerintah.
Sumber Daya Alam
Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi (1.325.024 ha),
Hutan Lindung (139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha) Perkebunan:
Perkebunan Negara (229.541 ha) Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir
kwarsa, biji besi, dll
[5]
Kependudukan
Suku bangsa
Di urutan lima hingga sepuluh berturut-turut yaitu etnis
Madura (1,47%),
Mandar (1,10%),
Sunda (0,68%),
Tionghoa (0,36%),
Batak (0,34%),
Bali (0,33%) dan suku-suku lainnya (1,83%).
Komposisi Suku bangsa di Kalimantan Selatan (Sensus 2010 dan Sensus 2000)[6]
1 |
Banjar |
2.686.627 |
74,34% |
2.271.586 |
76,34% |
2 |
Jawa |
524.276 |
14,51% |
391.030 |
13,14% |
3 |
Bugis |
101.727 |
2,81% |
73.037 |
2,45% |
4 |
Dayak |
80.708 |
2,23% |
Tidak ada data |
Tidak ada data |
5 |
Madura |
53.002 |
1,47% |
36.334 |
1,22% |
6 |
Mandar |
39.841 |
1,10% |
29.322 |
0,99% |
7 |
Sunda |
24.592 |
0,68% |
18.519 |
0,62% |
8 |
Tionghoa |
13.000 |
0,36% |
Tidak ada data |
Tidak ada data |
9 |
Batak |
12.408 |
0,34% |
Tidak ada data |
Tidak ada data |
10 |
Bali |
11.966 |
0,33% |
Tidak ada data |
Tidak ada data |
|
Suku-suku lainnya |
65.845 |
1,82% |
99.165 |
3,34% |
|
Total |
3.613.992 |
100,00% |
2.975.440 |
100,00% |
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah
Bahasa Banjar
yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek
Banjar Hulu. Di kawasan Pegunungan Meratus juga dituturkan
Bahasa Bukit
Agama
Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 97% masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu ada juga yang beragama
Kristen,
Katolik,
Hindu dan
Buddha yang dianut masyarakat pendatang serta Kepercayaan
Kaharingan yang dianut masyarakat kawasan Pegunungan Meratus.
Berikut adalah data penduduk menurut agama yang dianut dan tempat ibadah (data 2009):
Penduduk menurut agama yang dianut[2]
1 |
Islam |
3.505.846 |
96,67% |
2 |
Kristen |
47.974 |
1,32% |
3 |
Hindu |
16.064 |
0,44% |
4 |
Katolik |
16.045 |
0,44% |
5 |
Buddha |
11.675 |
0,32% |
6 |
Khonghucu |
236 |
0,01% |
6 |
Lainnya |
28.776 |
0,79% |
|
Total |
3.626.616 |
100,00% |
Pemerintahan
Sejak tanggal 14 Agustus 2011, aktivitas pemerintahan Kalimantan Selatan berpindah dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru
Daftar Kabupaten dan Kota
Bangunan lama Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Bubungan Tinggi. Pada jalan raya di depannya terletak tugu batu 0 km Banjarmasin.
|
Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang
gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai
pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam
Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.
Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten
dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan.
Daftar gubernur
Mulai dari 1945-1957 gubernur mengepalai provinsi
Kalimantan. Selanjutnya tahun 1957 provinsi Kalimantan diwarisi oleh Provinsi Kalimantan Selatan yang tetap beribukota di Banjarmasin.
Perwakilan
Berdasarkan
Pemilu Legislatif 2009, Kalimantan Selatan mengirimkan 11 wakil ke
DPR RI dari dua daerah pemilihan dan empat wakil ke
DPD. Sedangkan untuk
DPRD Kalimantan Selatan tersusun dari perwakilan sepuluh
partai, dengan perincian sebagai berikut:
DPR RI 2009
Anggota DPR RI tahun 2009 wakil Kalimantan Selatan adalah:
- Kalimantan Selatan 1: Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai
Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong
- Kalimantan Selatan 2: Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru
Dewan Perwakilan Daerah
Anggota Dewan Perwakilan Daerah 2009-2014 yang berasal dari Kalimantan Selatan adalah:
Daerah Pemilihan DPRD (2009)
Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan adalah:
Nomor |
Daerah |
Jumlah kursi |
Kalimantan Selatan 1 |
Banjarmasin |
10 kursi |
Kalimantan Selatan 2 |
Banjar, Banjarbaru |
10 kursi |
Kalimantan Selatan 3 |
Barito Kuala |
5 kursi |
Kalimantan Selatan 4 |
Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah |
10 kursi |
Kalimantan Selatan 5 |
Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong |
8 kursi |
Kalimantan Selatan 6 |
Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru |
12 kursi |
Daerah Pemilihan DPRD (2014)
Gedung DPRD Kalimantan Selatan yang mengadopsi motif Rumah Banjar
Bubungan Tinggi.
Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan adalah:
Nomor |
Daerah |
Jumlah kursi |
Kalimantan Selatan 1 |
Kota Banjarmasin |
8 kursi |
Kalimantan Selatan 2 |
Banjar |
9 kursi |
Kalimantan Selatan 3 |
Barito Kuala |
4 kursi |
Kalimantan Selatan 4 |
Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah |
9 kursi |
Kalimantan Selatan 5 |
Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong |
9 kursi |
Kalimantan Selatan 6 |
Tanah Bumbu, Kotabaru |
8 kursi |
Kalimantan Selatan 7 |
Tanah Laut, Kota Banjarbaru |
8 kursi |
Pendidikan
Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
Kabupaten Tanah Laut
Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
Kabupaten Banjar
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tapin
Kabupaten Kotabaru
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Pesantren
Perekonomian
Tenaga kerja
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 38,20 persen tenaga
kerja diserap sektor pertanian. Sektor perdagangan adalah sektor kedua
terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 20,59 persen.
Status pekerja di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh pekerja yang
bekerja di sektor informal. Pada Februari 2012 sebanyak 63,20 persen
adalah pekerja di sektor informal. Sebagian besar dari pekerja tersebut
berstatus berusaha sendiri (19,66 persen), berusaha dibantu buruh tidak
tetap (18,92 persen) serta pekerja bebas dan pekerja tak dibayar (24,61
persen). Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak 36,80 persen yaitu
terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (33,35 persen) dan
status berusaha dibantu dengan buruh tetap (3,45 persen).
[10]
Pertanian & Perkebunan
Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan
ubi jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang,
durian, rambutan, kasturi dan langsat.
[11] Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.
Industri
Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur
mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang.
[12] Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009.
[13]
Jasa
Pertambangan
Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.
[11]
Ekspor & Impor
Keuangan & Perbankan
Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan Selatan
mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya
sebagai imbas krisis finansial global. Namun beberapa indikator masih
mencatat pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset) Kalsel
tumbuh 13,3% dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun.
Pertumbuhan asset ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.
Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir tahun 2009
mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis rekening
dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan
yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y),
dan 5,86% (y-o-y).
Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir Desember 2009
jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau tumbuh 16%
(y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit konsumsi
dan kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81%
(y-o-y) dan 30,42% (y-o-y).
Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan yang
dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009
menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% pada tahun 2008 menjadi 75,7%.
Sementara itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, resiko
kredit pada tahun 2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio
NPL sebesar 2,14% lebih rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang
mencapai 4,76%.
[14]
Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari 15 bank
umum konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat (BPR)
serta 1 BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan
123 ATM.
[11]
Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di
Kalimantan Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering
dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam negeri mau pun dari
mancanegara.
[15]
Kalimantan Selatan memiliki hampir semua jenis objek wisata alam
seperti laut, pantai, danau, dan gunung. Selain itu pariwisata
Kalimantan Selatan juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti
Festival Pasar Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping
wisata alam dan budaya, Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata
kulinernya.
Olahraga
Musik
Tarian tradisional
Secara garis besar seni tari dari Kalimantan Selatan adalah dari adat
budaya etnis Banjar dan etnis Dayak. Tari Banjar berkembang sejak masa
Kesultanan Banjar dan dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Melayu, misalnya
Tari Japin dan Tari Baksa Kembang.
Rumah Adat
Makanan dan Minuman
Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah
Hulu Sungai Selatan dengan dodol dan ketupat khas kandangan-nya,
Barabai dengan apam dan kacang jaruk,
Amuntai dengan kuliner dari daging itik, Martapura dengan kelepon buntut, dan
Binuang dengan olahan pisang sale yang disebut
rimpi, Soto Banjar, Sate Itik, Nasi Kuning, dan lain-lain.
Seni dan Budaya
Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.
Seni Karawitan
Teater tradisional dan wayang
Tarian
Tarian suku Banjar
Tarian suku Dayak Bukit
- Tari Tandik Balian
- Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
- Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)
Lagu
Lagu Daerah suku Banjar antara lain:
Rumah Adat
Pakaian Adat
Busana Pengantin Suku Banjar di Kalimantan Selatan.
Pakaian Pengantin Suku Banjar
- Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
- Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
- Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
- Pangantin Babaju Kubaya Panjang
Pakaian Pemuda-pemudi
Gedung dan Bangunan
Tempat Ibadah
Islam
- Masjid Jami Banjarmasin, Kota Banjarmasin
- Masjid Jami Tuhfaturroghibin, Alalak, Kota Banjarmasin
- Masjid Muhammadiyah Kelayan, Kota Banjarmasin
- Masjid Jami Tuhfaturroghibin, Alalak, Kota Banjarmasin
- Masjid Agung Al-Karomah, Martapura, Kabupaten Banjar
- Masjid Ba'angkat, Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan
- Masjid Jami Sungai Banar, Amuntai, Hulu Sungai Utara
- Masjid Keramat Banua Halat, Kabupaten Tapin
- Masjid Pusaka Tabalong, Banua Lawas, Kabupaten Tabalong
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Hindu
Budha
Rumah Sakit
Hotel
Rumah makan
Rujukan
- Feuilletau de Bruyn, W.K.H.; Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Hoeloe Soengai, (Zuider a Ooster Afdeeling van Borneo), 19--.
- Broersma, R.;Handel en Bedrijf in Zuiz Oost Borneo, S'Gravenhage, G. Naeff, 1927.
- Eisenberger, J.; Kroniek de Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, Bandjermasin, Drukkerij Lim Hwat Sing, 1936.
- H.Mahmud, ; Banjaran
- Bondan, A.H.K.; Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, Banjarmasin, 1953.
- Ras, J.J.; Hikajat Bandjar, A study in Malay Histiography, N.V. de
Ned. Boeken, Steen Drukkerij van het H.L. Smits S'Graven hage, 1968.
- Heekeren, C. van.; Helen, Hazen en Honden Zuid Borneo 1942, Den Haag, 1969.
- Riwut, Tjilik; Kalimantan Memanggil, Penerbit Endang, Djakarta.
- Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
- M. P. Lambut, Kalimantan Selatan (Indonesia). Inspektorat,
Mewujudkan good governance di Kalimantan Selatan: kumpulan pikiran urang
Banua, PT LKiS Pelangi Aksara, 2007, ISBN 979-3381-26-4, 9789793381268
Pranala luar
Referensi