Sejarah Lengkap Provinsi Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lambang

Kalimantan Selatan.jpg
Dari kiri ke kanan: Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Pasar Terapung Banjarmasin, Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Rumah Banjar, Jembatan Barito dan Bamboo Rafting Loksado
Semboyan: Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
(Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir)
Locator kalsel final.png
Hari jadi 14 Agustus 1950
Ibu kota Banjarmasin
Area
 - Total luas 37530,52 km2
Populasi
 - Total 3626616
Pemerintahan
 - Gubernur Drs. H. Rudy Ariffin
 - Kabupaten 11
 - Kota 2
 - Kecamatan 152
 - Kelurahan 2.007
APBD
 - DAU Rp. 1.063.511.441.000.-
Demografi
 - Suku bangsa Banjar (74,34%)
Jawa (14,51%)
Bugis (2,81%)
Dayak (2,23%)
Madura (1,47%)
Mandar (1,10%)
Sunda (0,68%)
Tionghoa (0,36%)
Batak (0,34%)
Bali (0,33%)
Lain-lain (1,82%) [1]
 - Agama Islam (96,67%)
Kristen (1,32%)
Katolik (0,44%)
Hindu (0,44%)
Buddha (0,32%)
Lain-lain (0,80%)[2]
 - Bahasa Bahasa Banjar (bjn), Bahasa Indonesia (id)
Lagu daerah Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai
Situs web www.kalselprov.go.id
Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km²[3] dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa.
Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.626.616 jiwa (2010).[4]

Daftar isi

Sejarah

Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar yang pernah memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara Daha, Negara Dipa, dan Kesultanan Banjar. Setelah Indonesia merdeka, Kalimantan dijadikan provinsi tersendiri dengan Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor.

ALRI Divisi IV (A)

Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati menyebabkan Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan (dan tengah). Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17 Agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan Banjar oleh Belanda.

Pembentukan Provinsi Kalsel

Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Di wilayah Kalimantan, penataan antara lain berupa pemecahan daerah Kalimantan menjadi 3 provinsi masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang dituangkan dalam UU No.25 Tahun 1956. Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan UU No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 1957 dan UU No.27 Tahun 1959.

Kondisi dan sumber daya alam

Geografi

Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah.

Keanekaragaman hayati

Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi oleh pemerintah.

Sumber Daya Alam

Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi (1.325.024 ha), Hutan Lindung (139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha) Perkebunan: Perkebunan Negara (229.541 ha) Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir kwarsa, biji besi, dll[5]

Kependudukan

Suku bangsa

Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan merupakan etnis Banjar (74,34%) yang terdiri atas 3 kelompok, yaitu Banjar Kuala, Banjar Pahuluan dan Banjar Batang Banyu. Etnis terbesar kedua yaitu etnis Jawa (14,51%) yang memiliki kantong-kantong pemukiman di kawasan transmigrasi dan Kota Banjarbaru. Di urutan ketiga yaitu etnis Bugis (2,81%) yang mendiami pesisir Tanah Bumbu dan Kotabaru. Berikutnya yaitu etnis Dayak (2,23%) di urutan keempat yang menempati kawasan Pegunungan Meratus dan aliran Sungai Barito menuju Kalimantan Tengah.
Di urutan lima hingga sepuluh berturut-turut yaitu etnis Madura (1,47%), Mandar (1,10%), Sunda (0,68%), Tionghoa (0,36%), Batak (0,34%), Bali (0,33%) dan suku-suku lainnya (1,83%).
Komposisi Suku bangsa di Kalimantan Selatan (Sensus 2010 dan Sensus 2000)[6]
Nomor Suku Bangsa Jumlah (2010) [1] Persentase (2010) Jumlah (2000) [6] Persentase (2000)
1 Banjar 2.686.627 74,34% 2.271.586 76,34%
2 Jawa 524.276 14,51% 391.030 13,14%
3 Bugis 101.727 2,81% 73.037 2,45%
4 Dayak 80.708 2,23% Tidak ada data Tidak ada data
5 Madura 53.002 1,47% 36.334 1,22%
6 Mandar 39.841 1,10% 29.322 0,99%
7 Sunda 24.592 0,68% 18.519 0,62%
8 Tionghoa 13.000 0,36% Tidak ada data Tidak ada data
9 Batak 12.408 0,34% Tidak ada data Tidak ada data
10 Bali 11.966 0,33% Tidak ada data Tidak ada data

Suku-suku lainnya 65.845 1,82% 99.165 3,34%

Total 3.613.992 100,00% 2.975.440 100,00%

Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah Bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek Banjar Hulu. Di kawasan Pegunungan Meratus juga dituturkan Bahasa Bukit

Agama

Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan Selatan yang memiliki bentuk arsitektur tradisional Banjar.
Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 97% masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu ada juga yang beragama Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha yang dianut masyarakat pendatang serta Kepercayaan Kaharingan yang dianut masyarakat kawasan Pegunungan Meratus.
Berikut adalah data penduduk menurut agama yang dianut dan tempat ibadah (data 2009):
Penduduk menurut agama yang dianut[2]
Nomor Agama Jumlah Konsentrasi
1 Islam 3.505.846 96,67%
2 Kristen 47.974 1,32%
3 Hindu 16.064 0,44%
4 Katolik 16.045 0,44%
5 Buddha 11.675 0,32%
6 Khonghucu 236 0,01%
6 Lainnya 28.776 0,79%

Total 3.626.616 100,00%
Tempat ibadah (2009)[7]
Nomor Agama Tempat Ibadah Jumlah
1 Islam Masjid 2.368
Musala/Langgar 7.038
Jumlah 9.406
2 Kristen Gereja 86
Semi/Darurat 66
Jumlah 152
3 Katolik Gereja 11
Kapel/Darurat 48
Jumlah 59
4 Hindu Pura/Kuil 62
Sanggah/Balai 1.328
Jumlah 1.390
4 Buddha Vihara/Cetya 21
Klenteng 3
Jumlah 24

Pemerintahan

Sejak tanggal 14 Agustus 2011, aktivitas pemerintahan Kalimantan Selatan berpindah dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru

Daftar Kabupaten dan Kota

Bangunan baru Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Banjar Bubungan Tinggi yang berada di kawasan Cempaka, Kota Banjarbaru.
Bangunan lama Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Bubungan Tinggi. Pada jalan raya di depannya terletak tugu batu 0 km Banjarmasin.
Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.
Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
No. Kabupaten/Kota Pusat pemerintahan Kecamatan Kelurahan/desa Logo
Lambang Provinsi Kalimantan Selatan.gif
Lokasi
1 Kabupaten Balangan Paringin 8 3/149
Lambang Kabupaten Balangan.png
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Balangan.svg
2 Kabupaten Banjar Martapura 19 13/277
Lambangkabbanjar.jpg
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Banjar.svg
3 Kabupaten Barito Kuala Marabahan 17 6/194
Lambang Kabupaten Barito Kuala.png
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Barito Kuala.svg
4 Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kandangan 11 4/144
Lambang Kabupaten Hulu Sungai Selatan.png
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.svg
5 Kabupaten Hulu Sungai Tengah Barabai 11 8/161
Lambang Kabupaten Hulu Sungai Tengah.png
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.svg
6 Kabupaten Hulu Sungai Utara Amuntai 10 5/214
Lambang Kabupaten Hulu Sungai Utara.png
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.svg
7 Kabupaten Kotabaru Kotabaru 20 20/195
Lambang Kabupaten Kotabaru.png
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Kotabaru.svg
8 Kabupaten Tabalong Tanjung 12 9/122
Lambang Kabupaten Tabalong.jpeg
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Tabalong.svg
9 Kabupaten Tanah Bumbu Batulicin 10 6/129
Lambang Kabupaten Tanah Bumbu2.gif
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Tanah Bumbu.svg
10 Kabupaten Tanah Laut Pelaihari 11 5/130
Lambang Kabupaten Tanah Laut.jpg
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Tanah Laut.svg
11 Kabupaten Tapin Rantau 12 8/125
Lambang Kabupaten Tapin.png
Lokasi Kalimantan Selatan Kabupaten Tapin.svg
12 Kota Banjarbaru - 5 20/-
Lambang Kota Banjarbaru.png
Lokasi Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru.svg
13 Kota Banjarmasin - 5 52/-
Lambang Kota Banjarmasin.gif
Lokasi Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin.svg

Daftar gubernur

Mulai dari 1945-1957 gubernur mengepalai provinsi Kalimantan. Selanjutnya tahun 1957 provinsi Kalimantan diwarisi oleh Provinsi Kalimantan Selatan yang tetap beribukota di Banjarmasin.
No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Keterangan
1.
Syarkawi 1957 1959  
2.
Maksid 1959 1963  
3.
Abu Jahid Bastomi 1963 1963  
4.
Aberani Sulaiman 1963 1968  
5.
Jamani 1968 1970 [8]
6.
Subarjo Sosroroyo 1970 1980  
7.
Mistar Cokrokusumo 1980 1984  
8. Muhammad Said.jpg Muhammad Said 1984 1995  
9. Gusti Hasan Aman.jpg Gusti Hasan Aman 1995 2000  
10. SjachrielDarham.jpg Sjachriel Darham 2000 Maret 2005  
Tursandi Alwi.jpg Tursandi Alwi Maret 2005 9 Agustus 2005 Penjabat Gubernur
11. H Rudy Ariffin Gubernur Kalimantan Selatan.JPG Rudy Ariffin 9 Agustus 2005 9 Agustus 2010 periode pertama
9 Agustus 2010 9 Agustus 2015 periode kedua
Tarmizi abdul karim.JPG Tarmizi Abdul Karim 9 Agustus 2015 Sekarang Penjabat Gubernur

Perwakilan

Berdasarkan Pemilu Legislatif 2009, Kalimantan Selatan mengirimkan 11 wakil ke DPR RI dari dua daerah pemilihan dan empat wakil ke DPD. Sedangkan untuk DPRD Kalimantan Selatan tersusun dari perwakilan sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:

DPR RI 2009

Anggota DPR RI tahun 2009 wakil Kalimantan Selatan adalah:
Nama Partai Daerah pemilihan Komisi Keterangan
Aboe Bakar PKS Kalimantan Selatan I 3
Ismet Ahmad PAN Kalimantan Selatan I 11
Husni Nurin PKB Kalimantan Selatan I 11 anggota pengganti antar waktu menggantikan Bambang Heri Purnama yang mengundurkan diri
Ahmadi Noor Supit Partai Golkar Kalimantan Selatan I 11
Syaifullah Tamliha PPP Kalimantan Selatan I 4
Imam Tjahya Abdullah Partai Demokrat Kalimantan Selatan I 2 anggota pengganti antar waktu menggantikan Taufiq Effendi yang mengundurkan diri
Nabiel Al Musawa PKS Kalimantan Selatan II 4
Gusti Iskandar Sukma Alamsyah Partai Golkar Kalimantan Selatan II 4
Aditya Mufti Ariffin PPP Kalimantan Selatan II 3
Bahrudin Syarkawie PDIP Kalimantan Selatan II 4
Asfihani Partai Demokrat Kalimantan Selatan II 7
  1. Kalimantan Selatan 1: Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong
  2. Kalimantan Selatan 2: Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru

Dewan Perwakilan Daerah

Anggota Dewan Perwakilan Daerah 2009-2014 yang berasal dari Kalimantan Selatan adalah:

Daerah Pemilihan DPRD (2009)

Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan adalah:
Nomor Daerah Jumlah kursi
Kalimantan Selatan 1 Banjarmasin 10 kursi
Kalimantan Selatan 2 Banjar, Banjarbaru 10 kursi
Kalimantan Selatan 3 Barito Kuala 5 kursi
Kalimantan Selatan 4 Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah 10 kursi
Kalimantan Selatan 5 Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong 8 kursi
Kalimantan Selatan 6 Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru 12 kursi

Daerah Pemilihan DPRD (2014)

Gedung DPRD Kalimantan Selatan yang mengadopsi motif Rumah Banjar Bubungan Tinggi.
Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan adalah:
Nomor Daerah Jumlah kursi
Kalimantan Selatan 1 Kota Banjarmasin 8 kursi
Kalimantan Selatan 2 Banjar 9 kursi
Kalimantan Selatan 3 Barito Kuala 4 kursi
Kalimantan Selatan 4 Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah 9 kursi
Kalimantan Selatan 5 Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong 9 kursi
Kalimantan Selatan 6 Tanah Bumbu, Kotabaru 8 kursi
Kalimantan Selatan 7 Tanah Laut, Kota Banjarbaru 8 kursi

Pendidikan

Rektorat Universitas Lambung Mangkurat yang mengadopsi model Rumah Banjar Gajah Manyusu

Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
Kabupaten Tanah Laut

Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
Kabupaten Banjar
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tapin
Kabupaten Kotabaru
Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Pesantren

Perekonomian

Tenaga kerja

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 38,20 persen tenaga kerja diserap sektor pertanian. Sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 20,59 persen. Status pekerja di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor informal. Pada Februari 2012 sebanyak 63,20 persen adalah pekerja di sektor informal. Sebagian besar dari pekerja tersebut berstatus berusaha sendiri (19,66 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,92 persen) serta pekerja bebas dan pekerja tak dibayar (24,61 persen). Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak 36,80 persen yaitu terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (33,35 persen) dan status berusaha dibantu dengan buruh tetap (3,45 persen).[10]

Pertanian & Perkebunan

Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian, rambutan, kasturi dan langsat.[11] Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.

Industri

Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang.[12] Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009.[13]

Jasa

Pertambangan

Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.[11]

Ekspor & Impor

Keuangan & Perbankan

Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebagai imbas krisis finansial global. Namun beberapa indikator masih mencatat pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset) Kalsel tumbuh 13,3% dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun. Pertumbuhan asset ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.
Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir tahun 2009 mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis rekening dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y), dan 5,86% (y-o-y).
Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir Desember 2009 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau tumbuh 16% (y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit konsumsi dan kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81% (y-o-y) dan 30,42% (y-o-y).
Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan yang dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% pada tahun 2008 menjadi 75,7%. Sementara itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, resiko kredit pada tahun 2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio NPL sebesar 2,14% lebih rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang mencapai 4,76%.[14]
Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari 15 bank umum konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat (BPR) serta 1 BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan 123 ATM.[11]

Pariwisata

Pasar Terapung di muara Sungai Kuin, Banjarmasin.
Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di Kalimantan Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam negeri mau pun dari mancanegara.[15]
Kalimantan Selatan memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, dan gunung. Selain itu pariwisata Kalimantan Selatan juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Pasar Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping wisata alam dan budaya, Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata kulinernya.

Olahraga

Musik

Tarian tradisional


Secara garis besar seni tari dari Kalimantan Selatan adalah dari adat budaya etnis Banjar dan etnis Dayak. Tari Banjar berkembang sejak masa Kesultanan Banjar dan dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Melayu, misalnya Tari Japin dan Tari Baksa Kembang.

Rumah Adat

Rumat adat Kalimantan Selatan adalah Rumah Banjar dengan ikon utamanya adalah Bubungan Tinggi.

Makanan dan Minuman

Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatan dengan dodol dan ketupat khas kandangan-nya, Barabai dengan apam dan kacang jaruk, Amuntai dengan kuliner dari daging itik, Martapura dengan kelepon buntut, dan Binuang dengan olahan pisang sale yang disebut rimpi, Soto Banjar, Sate Itik, Nasi Kuning, dan lain-lain.

Seni dan Budaya

Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.

Seni Karawitan

Teater tradisional dan wayang


Tarian

Tarian suku Banjar

Tarian suku Dayak Bukit


  • Tari Tandik Balian
  • Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
  • Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)

Lagu

Lagu Daerah suku Banjar antara lain:

Rumah Adat

Pakaian Adat

Busana Pengantin Suku Banjar di Kalimantan Selatan.

Pakaian Pengantin Suku Banjar

  • Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
  • Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
  • Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
  • Pangantin Babaju Kubaya Panjang

Pakaian Pemuda-pemudi

Gedung dan Bangunan

Gedung Polda

Tempat Ibadah

Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Hindu
Budha

Rumah Sakit

Hotel

Rumah makan

Rujukan

  1. Feuilletau de Bruyn, W.K.H.; Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Hoeloe Soengai, (Zuider a Ooster Afdeeling van Borneo), 19--.
  2. Broersma, R.;Handel en Bedrijf in Zuiz Oost Borneo, S'Gravenhage, G. Naeff, 1927.
  3. Eisenberger, J.; Kroniek de Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, Bandjermasin, Drukkerij Lim Hwat Sing, 1936.
  4. H.Mahmud, ; Banjaran
  5. Bondan, A.H.K.; Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, Banjarmasin, 1953.
  6. Ras, J.J.; Hikajat Bandjar, A study in Malay Histiography, N.V. de Ned. Boeken, Steen Drukkerij van het H.L. Smits S'Graven hage, 1968.
  7. Heekeren, C. van.; Helen, Hazen en Honden Zuid Borneo 1942, Den Haag, 1969.
  8. Riwut, Tjilik; Kalimantan Memanggil, Penerbit Endang, Djakarta.
  9. Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
  10. M. P. Lambut, Kalimantan Selatan (Indonesia). Inspektorat, Mewujudkan good governance di Kalimantan Selatan: kumpulan pikiran urang Banua, PT LKiS Pelangi Aksara, 2007, ISBN 979-3381-26-4, 9789793381268

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin, M. Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, dan Agus Pramono (2015). Demography of Indonesia’s Ethnicity. Institute of Southeast Asian Studies dan BPS – Statistics Indonesia.
  2. ^ a b "Sensus Penduduk 2010 - Penduduk Menurut Wilayah dan Agama Yang Dianut - Provinsi Kalimantan Selatan". Diakses tanggal 2012-04-08.
  3. ^ kalsel.bps.go.id Luas Wilayah Kalimantan Selatan menurut BPS
  4. ^ "Sensus Penduduk 2010". Diakses tanggal 2012-04-08.
  5. ^ Buku Pintar Edisi 38
  6. ^ a b "Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape" (PDF). Institute of Southeast Asian Studies. 2003.
  7. ^ "Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009" (PDF). Diakses tanggal 2014-12-28.
  8. ^ Silsilah Muhammad Yamani
  9. ^ [ http://www.stieindonesia-bjm.ac.id/ STIE Indonesia]
  10. ^ Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Februari 2012. Badan Pusat Statistik Kalsel.
  11. ^ a b c Provinsi Kalimantan Selatan - Ekonomi. Bank Sentral Republik Indonesia. Diakses pada 21 November 2012
  12. ^ Usaha Manufaktur Kalsel Naik 4,66 Persen. Radar Banjarmasin, 21 September 2012. Diakses pada 5 Oktober 2012
  13. ^ Laju Pertumbuhan Industri Tahun 2009-2010. BPS Kalsel. Diakses pada 5 Oktober 2012
  14. ^ Perbankan. www.kalselprov.go.id. Diakses pada 5 Oktober 2012
  15. ^ Daerah Wisata Potensial Kalimantan Selatan. www.indonesia.go.id. Diakses pada 19 September 2013

Post a Comment

[disqus]

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget