Logo atau Lugu (logat
Banjar) adalah nama alat permainan yang dipakai oleh anak-anak di daerah
Kalimantan Selatan. Nama permainannya adalah Balogo (Balugu). Dalam
permainan balogo digunakan juga alat bantu kayu pemukul yang disebut
penapak/cacampak.
Bahan yang digunakan
untuk logo adalah tempurung kelapa yang diisi dengan aspal, dempul, atau
alat perekat lainnya. Bentuk logo ada beberapa macam, yaitu logo
kelayangan yang mirip bentuk layang-layang. Logo biuku atau bidawang
yang mirip bentuk binatang bulus/kura-kura. Warna logo mengikuti warna
serat tempurung kelapa yang digunakan.
Bahan untuk penapak
adalah batang bambu yang tua. Penapak ini ada dua macam bentuknya,
perbedaan terdapat pada ujung penapak, yaitu ujung bulat dan ujung segi
empat. Penapak ini biasanya dibuat dengan lebar kurang lebih 2,5 cm,
panjangnya kurang lebih 35 cm.
Cara membuat logo
memerlukan sedikit keterampilan dalam membuat bentuk-bentuknya, serta
kemampuan untuk memilih bahan dasar tempurung. Sebab logo nantinya akan
dihantamkan dengan logo lawan sehingga pembuat logo harus memikirkan
bagaimana agar logonya tahan hantaman. Tempurung kelapa yang dipilih
biasa tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, tempurung semacam ini
agak mudah dibentuk serta memiliki kekuatan yang relatif stabil. Logo
dibentuk dengan parang yang tajam atau kalau sekarang bisa menggunakan
alat yang lebih modern seperti mesin gerinda. Bagian tempurung kelapa
yang dijadikan logo bisa dari bagian samping atau ujung, tergantung
besarnya logo. Para pemain akan berusaha memukul sekuat-kuatnya logo
lawan itulah sebabnya logo harus dibuat sangat kuat.
Logo ada yang satu
lapis dan dua lapis. Untuk logo satu lapis supaya berat diisi dengan
perekatnya saja sebab kalau tidak diisi akan melayang dan tidak bisa
dikendalikan saat dimainkan. Logo dua lapis tempurungnya dibuat sama
persis sehingga bentuknya hampir simetris saat direkatkan.
Permainan balogo bisa
dimainkan satu lawan satu atau beregu dengan jumlah pemain sama. Dalam
istilah permainannya ada yang dinamakan pemain “naik” itu artinya
giliran memukul, dan pemain “pasang” itu artinya pemain yang menunggu
logonya untuk dipukul.
Penentuan pemain pasang dan naik dilakukan dengan pengundian. Berikut beberapa aturan dalam permainan balogo:
- Panjang area permainan minimal 20 meter, dengan jarak dari area penapak dengan logo pasang pertama minimal 15 meter
- Pemain yang naik mendapat giliran memukul pertama sebanyak 2 x, dengan syarat pukulan pertama harus berhasil melewati garis minimal, apabila tidak sampai garis minimal maka pemain yang naik dinyatakan mati.
- Dalam setiap posisi logo yang dipasang, ada garis pasang, apabila logo pemain yang naik berhenti di area garis ini maka pemain yang naik dinyatakan mati dan tidak boleh memukul lagi.
4. Skor permainan dihitung dengan banyaknya logo lawan yang berhasil dipukul dalam satu putaran permainan.
Apabila permainan beregu biasanya diatur strategi agar satu orang pemain naik berhasil memukul satu logo pemain pasang.
Demikian sekilas mengenai permainan balogo, apabila ada yang bisa menambahkan kami persilahkan untuk berbagi.
Balogo
merupakan salah satu nama jenis permainan tradisional suku Banjar di
Kalimantan Selatan. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak sampai dengan
remaja dan umumnya hanya dimainkan kaum pria.
Nama permainan balogo diambil dari kata logo, yaitu bermain dengan menggunakan alat logo. Logo terbuat dari bahan tempurung kelapa dengan ukuran garis tengah sekitar 5-7 cm dan tebal antara 1-2 cm dan kebanyakan dibuat berlapis dua yang direkatkan dengan bahan aspal atau dempul supaya berat dan kuat. Bentuk alat logo ini bermacam-macam, ada yang berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segitiga, bentuk layang-layang, daun dan bundar.
Dalam permainnannya harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau kadang-kadang beberapa daerah ada yang menyebutnya dengan campa
,yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan
lebar 2 cm. Fungsi panapak atau campa ini adalah untuk mendorong logo
agar bisa meluncur dan merobohkan logo pihak lawan yang dipasang saat
bermain.
Permainan
balogo ini bisa dilakukan satu lawan satu atau secara beregu. Jika
dimainkan secara beregu, maka jumlah pemain yang “naik” (yang melakukan
permainan) harus sama dengan jumlah pemain yang “pasang”
(pemain yang
logonya dipasang untuk dirobohkan) Jumlah pemain beregu minimal 2 orang
dan maksimal 5 orang. Dengan demikian jumlah logo yang dimainkan
sebanyak jumlah pemain yang disepakati dalam permainan.
Cara memasang logo ini adalah didirikan berderet ke belakang pada garis-garis melintang. Karenanya inti dari permainan balogo ini adalah keterampilan
memainkanlogo agar bisa merobohkan logo lawan yang dipasang. Regu yang
paling banyak dapat merobohkan logo lawan, mereka itulah pemenangnya.
Sebagai akhir permainan,
pihak yang menang disebut dengan “janggut” dan boleh mengelus-elus
bagian dagu atau jenggot pihak lawan yang kalah sambil mengucapkan
teriakan “janggut-janggut” secara berulang-ulang yang tentunya membuat
pihak yang kalah malu, tetapi bisa menerimanya sebagai sebuah kekalahan.
Sumber : https://kerajaanbanjar.wordpress.com
Post a Comment