Perbedaan Bahasa Banjar Kuala (BK) dengan Bahasa Banjar Hulu Sungai (BH)



 
ILUSTRASI / IDABUL
 
Bahasa Banjar (BB) berwujud dalam 3 Komunitas besar yaitu Bahasa Banjar Kuala, Bahasa Banjar Pahuluan dan Bahasa Melayu yang terangkum dalam berbagai dialek. Tanjung, Kelua, Amuntai, Barabai, Kandangan, Banjarmasin, Baarito Kuala. Sebahagian besar perkataan dalam Bahasa Banjar adalah sama dengan Bahasa Melayu, begitu juga dengan awalan seperti di, ber, ter, men, meng, dan akhiran seperti kan, an dan sebagainya. Perbedaan yang nyata hanyalah dari segi sebutan. Bahasa Banjar menggunakan a bagi menggantikan e (pepet) seperti kalihatan(kelihatan), handak(hendak) dsb. Jika hujung ayat, bunyi a dan u menjadi a' dan u' iaitu dengan bunyi k yang lembut. Bahasa Banjar juga menggunakan awalan 'ber' , 'ter' , 'me, men, meng' yang ditukar menjadi 'ba', 'ta', 'ma' seperti 'bersedih' disebut 'basadih', 'memberi' disebut 'mambari' , sementara akhiran 'kan' kadangkala disebut 'akan' contohnya 'mendengarkan' jadi 'mandangarakan'.
Kalau kita perhatikan pembicara-pembicara BB,maka dengan mudah kita mengedintifikasi adanya variasi-variasi dalam pengucapan ataupun perbedaan-perbedaan kosa kata satu kelompok dengan kelompok suku banjar lainnya,dan perbedaan itu disebut sebagai dialek dari BB yang bisa dibedakan antara dua dialek besar yaitu : (1) dialek Bahasa Banjar Kuala(disingkat BK);(2)dialek Bahasa Banjar Hulu sungai (disingkat BH).Dialek BK umumnya dipakai oleh penduduk "asli" sekitar kota banjarmasin,Martapura,dan Pelaihari,sedangkan dialek BH adalah BB yang dipakai oleh penduduk di daerah Hulu sungai umumnya yaitu daerah-daerah kabupatn Tapin,Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara serta Tabalong.Pemakai BH ini jauh lebih luas dan masih menunjukan beberapa variasi subdialek lagi yang oleh Den Hamer disebut dengan istilah dialek lokal yaitu seperti Amuntai,Alabio,Kalua,Kandangan,Tanjung,,bahkan Den Hamer cenderung berpendapat bahwa bahasa yang dipakai oleh "orang bukit" yaitu penduduk pedalaman pegunungan Meratus merupakan salah satu subdialek nya bisa dipetakan secara cermat dan tepat.
sekarang kita dapat melihat kasus di Kalimantan Selatan, apa yang disebut Melayu adalah orang-orang Banjar. Bahasa Banjar sendiri dibagi menjadi dua varian, yakni Banjar Hulu dan Banjar Kuala.. Contoh Bahasa Banjar antara lain :
·         arai (Banjar Hulu), himung (Banjar Kuala); artinya gembira
·         hagan (Banjar Hulu), gasan (Banjar Kuala); artinya untuk
·         tiring (Banjar Hulu), lihat (Banjar Kuala); artinya melihat
·         bungas (Banjar Hulu), langkar (Banjar Kuala); artinya cantik
·         tingau (Banjar Hulu), lihat (Banjar Kuala); artinya toleh, lihat
·         balalah (Banjar Hulu), bakunjang (Banjar Kuala); artinya bepergian
·         lingir (Banjar Hulu), tuang (Banjar Kuala); artinya tuang
·         tuti (Banjar Hulu), tadi (Banjar Kuala); artinya tadi
·         ba-ugah (Banjar Hulu), ba-jauh (Banjar Kuala); artinya menjauh
·         macal (Banjar Hulu), nakal (Banjar Kuala); artinya nakal
·         balai (Banjar Hulu), langgar (Banjar Kuala); artinya surau
·         tutui (Banjar Hulu), catuk (Banjar Kuala); artinya memukul dengan palu
·         tukui (Banjar Hulu), periksa (Banjar Kuala); artinya memeriksa
·         padu (Banjar Hulu), dapur (Banjar Kuala); artinya ruang dapur
·         kau'u (Banjar Hulu), nyawa (Banjar Kuala); artinya kamu
·         diaku (Banjar Hulu), unda (Banjar Kuala); artinya aku
·         disia (Banjar Hulu), disini (Banjar Kuala); artinya disini
·         bat-ku (Banjar Hulu), ampun-ku (Banjar Kuala); artinya punya-ku
·         bibit (Banjar Hulu), ambil (Banjar Kuala); artinya ambil
·         ba-cakut (Banjar Hulu), ba-kalahi (Banjar Kuala); artinya berkelahi
·         diang (Banjar Hulu), galuh (Banjar Kuala); artinya panggilan anak perempuan
·         nini laki (Banjar Hulu), kayi (Banjar Kuala); artinya kakek
·         utuh (Banjar Hulu), nanang (Banjar Kuala); artinya panggilan anak lelaki
·         uma (Banjar Hulu), mama (Banjar Kuala); artinya ibu
·         hingkat (Banjar Hulu), kawa (Banjar Kuala); artinya dapat, bisa
·         puga (Banjar Hulu), hanyar (Banjar Kuala); artinya baru
·         salukut (Banjar Hulu), bakar (Banjar Kuala); artinya bakar
·         kasalukutan, kamandahan (Banjar Hulu), kagusangan (Banjar Kuala); artinya kebakaran
·         tajua (Banjar Hulu), ampih (Banjar Kuala); artinya berhenti
·         bapandir (Banjar Hulu), bepéndér (Banjar Kuala); artinya berbicara
acil laki (Banjar Hulu), amang, paman (Banjar Kuala); artinya paman

Post a Comment

[disqus]

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget