Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis permulaan
2.1 Pembelajaran Membaca dan Menulis permulaan
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan
informasi dari sesuatu yang di tulis. Membaca melibatkan pengenalan symbol yang
menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk
mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk
hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar
dilakukan dari kertas.Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga
dibaca.Tampilan komputer dapat pula dibaca.Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun
dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa
membangun konsentrasi kita sendiri.
Membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan
keseimbangan yang baik, dimulai dari mulai gerakan mata dan pemantapan
pemikiran serta kemampuan untuk menerima informasi dan menelaah informasi
tersebut.Dibutuhkannya keseimbangan yang baik dan akurat agar kita mampu
menerima informasi secara tepat dan mengingat informasi tersebut saat kita
perlukan.Dalam membaca dibutuhkan pula kosentrasi agar kita bisa menyimpan
informasi secara maksimal.Semakin sering kita membaca maka semakin baik pula
kemampuan membaca kita.
Para ahli telah mendefinisikan tentang membaca dan
tidak ada kriteria
tertentu untuk menentukan suatu definisi yang dianggap paling besar. Menurut
Hariss dan Sipay (1980;8) membaca sebagai suatu kegiatan yang memberikan respon
makna secara tepat terhadap lambing verbal yang tercetak atau tertulis.
Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi antara presepsi
terhadap symbol grafis dan keterampilan berbahasa serta pengetahuan pembaca.Dalam
interaksi ini, pembaca berusaha menciptakan kembali makna sebagaimana makna
yang ingin disampaikan oleh penulis dan tulisannya. Dalam proses membaca itu
pembaca mencoba mengkreasikan apa yang dimaksud oleh penulis.
2.2 Pengertian Membaca dan Menulis permulaan
Membaca , menulis permulaan merupakan program
pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan
di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada
tahap awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, Membaca dan menulis
permulaan merupakan menu utama.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan
pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf.Maksudnya,
anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambing-lambang tertulis menjadi
bunyi-bunyi bermakna.Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat
melafalkan lambing-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman
terhadap lambing bunyi-bunyi tersebut.
Kemudian kemampuan menulis permulaan tidak jauh
berbeda dengan kemampuan membaca permulaan.Pada tingkat dasar/permulaan,
pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.
Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan ( mirip dengan kemampuan melukis atau
menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur,
lambang-lambang itu menjadi bermakna . selanjutnya dengan kemampuan dasar ini,
secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan,
pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambing-lambang tulis
yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
Membaca permulaan dalam pengertian ini adalah
membaca permulaan dalam teori keterampilan, maksudnya menekankan pada proses
penyandian membaca secara mekanikal. Membaca permulaan yang menjadi acuan
adalah membaca merupakan proses recoding dan decoding (Anderson, 1972:
209).Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses
yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan
indera visual, pembaca mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta
kombinasinya. Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan gambar-gambar
bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses tersebut,
rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam
kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna.
Disamping itu, pembaca mengamati tanda-tanda baca
untuk mrmbantu memahami maksud baris-baris tulisan. Proses psikologis berupa
kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Melalui proses decoding,
gambar-gambar bunyi dan kombinasinya diidentifikasi, diuraikan kemudian diberi
makna. Proses ini melibatkan knowledge of the world dalam skemata yang berupa
kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang
ingatan (Syafi’ie, 1999: 7).
Menurut La Barge dan Samuels (dalam Downing and
Leong, 1982: 206) proses membaca permulaan melibatkan tiga komponen, yaitu :
(a)
visual memory (vm)
(b)
phonological memory (pm), dan
(c)
semantic memory (sm).
Lambang lambang fonem tersebut adalah kata, dan kata
dibentuk menjadi kalimat. Proses pembentukan tersebut terjadi pada ketiganya.
Pada tingkat VM, huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai lambang grafis,
sedangkan pada tingkat PM terjadi proses pembunyian lambang.Lambang tersebut
juga dalam bentuk kata, dan kalimat.Proses pada tingkat ini bersumber dari VM
dan PM. Akhirnya pada tingkat SM terjadi proses pemahaman terhadap kata dan
kalimat.
Selanjutnya dikemukakan bahwa untuk memperoleh
kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan
(a) lambang-lambang tulis,
(b)
penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan
(c) memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.
Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum
memiliki ketrampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam
tahap belajar untuk memperoleh ketrampilan / kemampuan membaca.
2.3 Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis
permulaan
1. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan
metodenya ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara
alfabetis.Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan
bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f, dan
seterusnya, dilafalkan sebagai (a), (be), (ce), (de), (e), (ef), dan
seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang, tulisan,
seperti a, b, c, d, e, f, dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk
berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah
di kenalnya misalnya :
B,
a, d, u menjadi b-a àba (dibaca atau dieja/be-a/à(ba)
d-u
àdu (dibaca atau dieja/de-u/à(du)
ba-duàdilafalkanàbadu
proses ini sama
dengan menulis permulaan,setelah anak-anak bisa menuliskan huruf-huruf lepas,
kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku
kata. Sebagai contoh, ambilah kata ‘ badu’ tadi, selanjutnya, anak diminta
menulis seperti ini : ba-du badu.
Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan
kalimat-kalimat sederhana. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata,
suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip
pendekatan spiral, pendekatan komunikatif, dan pengalaman berbahasa.
2. Metode Bunyi
Proses pembelajaran membaca permulaan pada metode bunyi
ini berasal dari pertama atau pemula dari kata yang ia dengar ,melalui proses
pelatihan dan proses tubian. Prinsip dasar dari proses pembelajarannya tidak
jauh berbeda dengan metode eja/abjad.
3. Metode Suku Kata
Proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan
dengan metode ini diawali dengan pengenalan
suku kata, seperti: ba, bi,bu,be,bo / ca, ci, cu, ce, co,/ da, di, du, de, do/
ka, ki, ku, ke, ko/., dan seterusnya. Suku-suku
kata tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna.Sebagai contoh,
dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku
kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar membaca, menulis permulaan.
Kata-kata tadi misalnya :
ba-bi cu-ci da-da ka-ki
ba-bu ca-ci du-da ku-ku
bi-bi ci-ca da-du ka-ku
ba-ca ka-ca du-ka ku-da
Proses perangkaian suku kata menjadi kata,kata menjadi
kalimat sederhana,kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau
penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan-satuan bahasa terkecil di
bawahnya, yakni dari kaliamat ke dalam kata dan dari kata ke dalam suku-suku
kata.Proses pembelajaan MMP yan melibatkan kegiatan merangkai dan
mengupas,kemudian di lahirkan istilah lain untuk metode ini yakni Metode
Rangkai Kupas.
4. Metode Kata
Proses pembelajaran membaca, menulis permulaan
seperti yang digambarkan dalam langkah-langkah di atas dapat pula dimodifikasi
dengan mengubah objek pengenalan awalnya. Sebagai contoh proses pembelajaran
membaca, menulis permulaan diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata
ini kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan
huruf.
5. Metode Global
Metode ini sering dikatakan dengan metode kalimat.
Dikatakan demikian karena alur proses pembelajaran membaca, menulis permulaan
yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat
secara global. Sebagai contoh : memperkenalkan gambar, mengurangi salah satu
kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; dan suku kata menjadi
huruf-huruf.
Sebagai contoh,di bawah ini dapat anda lihat bahan ajar
untuk membaca dn menulis permulaan yang menggnkan metode Global.
1.
Memperkenalkan gambar dan kalimat
Ini
buku
2.
Menguraikan salah satu kalimat menjadi
kata,kata menjadi suku kata.suku kata menjadi huruf-huruf.
Ini buku
i n i b u k u
i-ni bu-ku
i-n-i b-u-k-u
6. Metode Struktural Analitik Sintetik ( SAS )
Metode ini merupakan salah satu jenis metode yang
bisa digunakan untuk proses pembelajaran mambaca dan menulis permulaan bagi
siswa pemula. Kemudian melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal
konsep kata,.Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran
membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil
di sebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga
pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni
huruf-huruf.
` Proses
penguraian ini dalam
pembelajaran dengan metode SAS meliputi : kalimat menjadi kata-kata, kata
menjadi suku-suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf.
2.4 Model
Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan
Pada bagian ini kita akan berlatih bagaimana melaksanakan
pembelajaran membaca dan menulis permulaan dalam kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas dengan mengambil salah satu metode tertentu. Yang perlu anda pahami
adalah konsep-konsep pokok langkah-langkah pembelajaran membaca dan menulis
permulaan yang berlandasan pada penggunaan metode membaca dan menulis permulaan
tertentu.
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar membaca dan menulis permulaan ini terbagi kedalam dua
tahapan sebagai berikut:
1. pembelajaran tanpa
buku.
2.pembelajaran
dengan menggunakan buku.
1. Langkah-langkah
pembelajaran MMP tanpa buku
a. Menunjukan gambar
Misalnya guru memperlihatkan gambar
keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan duan orang anak ( laki-laki dan
perempuan ).Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat dan perhatian anak.
b. Mencerikan gambar
Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama
terhadap peran-peran yang terdapat di dalam gambar tersebut.Penamaan
tukoh-tokoh hendaknya menggunakan huruf-huruf yang pertama-tama hendak
diperkenalkan kepada anak.
c. Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
Selanjutnya,satu dua siswa diminta menceritakan kebali
gambar terset dengan bahasa sendiri.
d. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf
(tulisan) melalui bantuan gambar
Pada fase ini,guru mulai mlepaskan gambar-gambar tadi
secara terpisah dn menempelinyadegan tulisan sebagai terampilan atas gambar
tadi.
e. Membaca tulisan bergambar
Pada fase ini ,guru mulai melakukan proses pebelajaran
membaca sesuai dengan metode yang dipilihnya.
f. Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah proses ini dilalui,langkah selanjutnya guru
secara perlahan-lahan dapat menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa
diupayakan untuk melihat bentuk tulisannya saja.Kegiatan ini dapat disertai
dengan penyalinan bentuk tulisan ke papan tulis dan guru menyajikan wacana
sederhana yang dapat memberikan keutuhan kepada anak.
g. Memperkenalkan huruf, suku kata , kata
atau kalimat dengan bantuan kartu.
2. Langkah-langkah pembelajaran Membaca Permulaan dengan menggunakan
buku
a. Membaca buku pelajaran atau buku paket
- † Siswa diberi buku paket yang sama dan dieri kesempatan untuk melihat-lihat isi buku tersebut. Mereka mungkin membuka-buka dan membolak-balik halaman demi halaman dari buku tersebut hanya sekedar untuk melihat-lihat gambarnya saja.
- † Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku tersebut:tentang warna,jilid, tulisan/judul luar dan sebagainya.
- † Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang bagaimana cara membuka halaman-halaman buku agar buku tetap terpelihara dan tidak cepat rusak.
- † Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan angka-angka yang menunjukan halaman-halaman buku.
- † Siswa diajak untuk memusatkan perhatian pada salah satu teks/bacaan yang terdapat pada halaman tertentu.
† Jika
bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dahulu guru bercerita tentang
gambar dimaksud.
† Selanjutnya,
barulah pembelajaran membaca dimulai. Guru dapat mengawali pembelajaran ini
dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang mengawalinya dengan pemberian contoh
(membaca pola kalimat yangtersedia dengan lafal dan intonasi yang baik dan
benar), ada yang langsung meminta contoh dari salah seorang siswa yang dianggap
sudah mampu membaca dengan baik atau cara lainnya.
b. Membaca buku atau majalah anak yang sudah
terpilih
pengenalan
terhadap jenis bacaan lain selain buku ajar sangat membantu anak di dalam menumbuhkan
minat dan kebiasaan membaca sejak dini. Namun, tentu saj pemilihan buku dan
majalah bebas itu perlu dilakukan guru dengan mempertimbangkan taraf kemampuan
siswa, asas kebermaknaan dan kebermanfaatan, kemenarikan, kemudahan
pemerolehannya, dan sebagainya.
c. Membaca bacaan susunan bersama guru-siswa
untuk
menerapkan model ini, langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
- † Guru memperlihatkan beberapa gambar,anak diminta menyebutkan gambar-gambar tersebut.
- † Disamping gambar, guru juga memperlihatkan beberapa kartu (bisa kartu huruf, kartu suku kata, atau kartu kata), anak diminta menempelkan kartu-kartu dimaksud dibawah gambar sehingga gambar-gambar dimaksud menjadi berjudul.
- † Satu dua buah gambar dipilih anak untuk bahan diskusi dan sebagai stimulus untuk membuat bacaan bersama.
- † Guru menyajikan gambar yang sudah dilengkapi dengan bacaan hasil susunan bersama antara guru dan siswa sebagai bahan ajar membaca permulaan.
d. Membaca bacaan susunan siswa ( kelompok
perseorangan)
kegiatan ini lebih banyak melibatkan kegiatan siswa. Guru
keliling untuk mengontrol dan membimbing siswa atau kelompok siswa yang
mengalami kesulitan. Tentu saja, pada kegiatan ini lebih banyak memerlukan alat
bantu, baik gambar-gambar maupun kartu-kartu atau alat ajar lainnya.
2.5 Langkah-langkah
kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni :
a. Pengenalan huruf
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada
pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan ini di
maksudkan untuk melatih indera siswa dalam mengenal dan membedakan bentuk dan
lambang-lambang tulisan.
b. Latihan
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang
dapat kita lakukan seperti :
- † latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.Tangan kanan berfungsi untuk menulis,tangan kiri untuk menekan buku tulis agar tidak mudah bergeser.Pensil diletakan di antara ibu jari dan telunjuk.Ujung ibu jari,telunjuk dan jari tengah menekan pensil dengan luwes,tidk kaku.Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak,dada tidak menempel pada meja,jarak mata antara mata dengan buku kira-kira 25-30 cm.
- † latihan gerakan tangan: mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau dengan bantuan alat seperti pensil,kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan.Agar kegiatn ini menarik,sebaiknya disrai dengan kegiatn bercerita.Misalnya untuk melatih membuat gari tegak lurus guru dapat becerita yang ada kaiannya dengan pagar,ulatan dengan telur,dan sebagainya.
- † latihan mengeblat,yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang telah ada.
- † Latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan.latihan dapat dilakukan pada buk-buku yang secara khuss menajikan latihan semacam ini.
- † Laihan menatap bentu tulisan.latihan ini dimaksudka untuk melaih koordinasi antara mata,ingatan, dan jemari anak ketika menulis sehingga anak dapat mengingat bentu kata/huruf dlm benanya dan memindahkannya ke jari-jemari tangannya.
- † Latihan menyalin,baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pad papn uis.latian ini hendaknya diberikan setelah dipastikn bahwa semua anak telah mengenal huruf dngan baik.
- † Latiha menulishaus/indah.latihan ii dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis atau buku kotak.
- † Latihan diktein /imla; latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengkoordinasikan antara ucapan,pendengaran,ingatan,dan jari-jriny(ketika menulis),sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar,diingat,dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan dengan benar.
Post a Comment