Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Direktorat Sejarah
pada tahun 2016 ini kembali menggelar sebuah kegiatan yang dinamakan
kegiatan Persemaian Nilai Budaya Sebagai Penguat Karakter Bangsa. Dengan
mengusung tema “Memaknai Sejarah dan Budaya, Memperkuat Karakter
Bangsa”, kegiatan ini akan dilaksanakan di 25 Kabupaten/Kota di seluruh
Indonesia. Kabupaten Serang, Provinsi Banten menjadi titik pertama
penyelenggaraan kegiatan inspiratif ini. Beberapa pejabat Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, beserta beberapa tamu sineas dari industri
perfilman Indonesia akan turut serta dalam kegiatan ini.
Berawal dari tujuan yang mulia, yaitu memberi kesempatan kepada para
pelajar, tenaga pendidik dan masyarakat di daerah untuk menonton film
yang berkualitas, program Persemaian Nilai Budaya sebagai Penguat
Karakter Bangsa ini dilaksanakan. Hal ini juga diperkuat dengan alasan
bahwa sarana membangun karakter bangsa melalui budaya pop seperti film,
secara psikologis merupakan bentuk internalisasi nilai budaya dan
pendidikan karakter yang efektif untuk dilakukan, karena film tidak
hanya mempengaruhi bagaimana kita hidup tetapi juga mempengaruhi cara
berpikir kita.
Secara filosofis, film dapat membuat kita kembali berpikir sejenak
akan sesuatu yang telah kita lewati, memasuki dan mengerti budaya yang
berbeda, serta menambah pengalaman estetis melalui keindahan yang
disajikan oleh sebuah film. Hal ini mampu diperoleh melalui penciptaan
tokoh-tokoh inspiratif dan jalan cerita yang disuguhkan dalam sebuah
film.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sendiri saat ini tengah giat
menggalakan sosialisasi dan edukasi pembentukan insan dan ekosistem
berkarakter. Kegiatan Persemaian Nilai Budaya Sebagai Penguat Karakter
Bangsa merupakan kegiatan yang efektif untuk menjalankan misi tersebut.
Metode pendekatan melalui media film dianggap efektif karena media audio
visual ini dapat dicerna dengan cepat oleh sistem otak manusia dan
cepat mengena dari sisi emosional terutama untuk kalangan remaja dan
anak-anak.
Acara Persemaian Nilai Budaya sebagai Penguat Karakter Bangsa mulai
digelar pada bulan April 2016, dengan Kabupaten Serang-Banten sebagai
titik pertama pelaksanaan, yaitu pada 2 April 2016. Selanjutnya diikuti
oleh Kabupetan Sumedang-Jawa Barat pada 9 April 2016, Kabupaten
Wonosobo-Jawa Tengah pada 12 April 2016, Kabupaten Bima-Nusa Tenggara
Barat pada 16 April 2016, Kabupaten Lamongan-Jawa Timur pada 19 April
2016, dan Kabupaten Karang Asem-Bali pada 23 April 2016. Tentunya
kegiatan ini tidak akan berhenti hanya di 6 (enam) Kabupaten tersebut,
melainkan akan diteruskan ke 19 Kabupaten lainnya. Berikut
Kabupaten/Kota yang masuk dalam sasaran kegiatan Persemaian Nilai Budaya
tahun 2016 ini:
No
|
Kabupaten/Kota
|
1 | Serang |
2 | Sumedang |
3 | Wonosobo |
4 | Lamongan |
5 | Karangasem |
6 | Bima |
7 | Bireun |
8 | Asahan |
9 | Solok |
10 | Bengkulu Selatan |
11 | Prabumulih |
12 | Metro |
13 | Singkawang |
14 | Kapuas |
15 | Tabalong |
16 | Kutai Kertanegara |
17 | Tomohon |
18 | Boalemo |
19 | Banggai |
20 | Parepare |
21 | Kolaka |
22 | Halmahera Barat |
23 | Kep. Buru |
24 | Fakfak |
25 | Merauke |
Pemilihan Kabupaten/Kota pelaksanaan didasarkan pada pertimbangan
bahwa di Kabupaten/Kota tersebut belum tersedia akses dan fasilitas yang
memadai untuk sarana pelaksanaan kegiatan Persemaian Nilai Budaya
seperti tidak adanya gedung bioskop.
Kegiatan ini secara teknis akan dilaksanakan dalam 2 (dua) sesi di
setiap lokasinya. Satu sesi diperuntukkan bagi siswa sebanyak 700 orang,
dan satu sesi diperuntukkan bagi guru maupun tenaga pendidik sebanyak
600 orang.
Adapun film-film yang terpilih untuk diputar dalam kegiatan ini sudah
melalui proses pemilihan oleh para kurator film dan disesuaikan dengan
perannya, apakah sebagai siswa atau guru/tenaga pendidik. Tentunya film
yang disuguhkan untuk siswa akan berbeda dengan film yang disuguhkan
untuk guru/tenaga pendidik. Beberapa film yang akan diputar dalam
kegiatan Persemaian Nilai Budaya tahun 2016 antara lain: Cahaya Dari
Timur, Soegija, Tabula Rasa, 3 Nafas Likas, Hasduk Berpola, Tanah Surga
Katanya, Hafalan Shalat Delisa, Cita-Citaku Setinggi Tanah, Sang
Pencerah, Guru Bangsa Tjokroaminoto, Sang Kiai, Soekarno, Nagabonar Jadi
2, Laskar Pelangi, Battle of Surabaya, Kau dan Aku Cinta Indonesia,
Ambilkan Bulan, Malaikat Kecil, Jenderal Soedirman, Ada Surga Di
Rumahmu, Sebelum Pagi Terulang Kembali, dan K vs K.
Setelah penyelenggaraan kegiatan ini, diharapkan para stakeholder
pendidikan di daerah termotivasi untuk melaksanakan proses internalisasi
nilai sejarah dan pendidikan karakter melalui media ajar alternatif
seperti film. Pada daerah-daerah tertentu bahkan telah lahir
inisiasi-inisiasi baik dari Dinas Pendidikan maupun sekolah-sekolah
untuk melaksanakan kegiatan serupa secara mandiri.
Dampak positif yang dirasakan tidak hanya dalam dunia pendidikan,
tetapi juga bagi industri perfilman nasional serta masyarakat umum.
Program semacam ini diharapkan mampu mendorong para sineas untuk
memproduksi film yang memiliki muatan nilai-nilai positif. Sehingga
disamping sebagai sarana hiburan, peran film sebagai sarana pendidikan
bangsa dapat terwujud.
Sumber:http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditsejarah/2016/03/22/persemaian-nilai-budaya-sebagai-penguat-karakter-bangsa/
Sumber:http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditsejarah/2016/03/22/persemaian-nilai-budaya-sebagai-penguat-karakter-bangsa/
Post a Comment